Pengalam Usaha di Lombok
Menjadi Pengusaha |
Berikut
ini aku akan berbagi dedikit tentang pengalaman yang pernah aku alami tentang
membangun usaha, pengalaman ini semoga bias memberikan motivasi kepada kawan
–kawan untuk membangun usaha. Tidak perlu yang mewah tapi sederhana aja dulu
usahanya, dan berikut ini pengalaman aku.
Aku
mememulai usaha ini bersama kawan aku dari Lombok, namanya Irfan , hidup di
Lombok sama susahnya dengan hidup di Jakarta, biaya hidup di Lombok juga mahal
disini Jakarta harga bakso Rp.7000,- tapi dilombok baksonya udah sampe harga
Rp.10.000,-
Dari
hal itu aku dan kawan aku terinspirasi untuk membangun usaha “ Berhitung Cepat
“ pertama kali mengajar berhitung cepat, rasanya grogi daeg-degan dan parahnya
uapah yan kami terima hanya Rp.20.000,-, tapi kamu tetep bersyukur, setelaha
lama kami menjalani usaha ini, akhirnya ada seorang wakil kepala sekolah yang
tertarik dengan dengan kami, dia juga punya usaha yang dikasih nama “Jarimatika
“ , menurut aku dia orang yang sangat hebat dan sangat ulet, dia mengajari kami
cara mengajar dan berbagai trik berhitung cepat lainnya, kemampuan kami ini
sangat bermanfaat dalam proses mengajar nantinya.
Pada
bulan maret kami memulai berani ke sekolah sekolah untuk di sekitaran mataram, kadang kami di usir
karena tidak punya izin dari kepala sekolah, bahkan kadang kami di caci maki
dan juga pernah kami tidak di bayar, namun hal itu gak bikin kami prustasi atau
menyerah.
Rumus menjadi pengusaha |
Hari
demi hari kami lewati dengan susah senang ^_^ , dan respon postif kami mulai
dapatkan dari beberapa sekolah di mataram, tapi bukan sekolah unggulan, Cuma
sekolah pinggiran sih, tapi gak apa-apa, yang penting ilmu kami sudah mulai
dihargai, dan yang semakin meningkatkan semangat kami Jarimatika tempat kursus
yang kami bangun bersama dapat naungan dari Walikota Mataram, karena ini nih
jarimatika kami mulai banyak orderan, bahkan sudah tembus ke sekolah unggulan,
sampai per-minggu omset kami Rp.600.000,- soalnya per-siswa kami pungut bayaran
Rp.25.000,-. Ya tidak di sangkal kami mulai kewalahan sih hehehe, nah karena
itu kami mulai mencari anggota baru yang kami latih agar bisa mengajar dan
mahir berhitung cepat, dan sampai
anggota yang mendaftar sebanyak 33 orang.karena bertambahnya anggota otomatis
pendapat kami juga mulai meningkat sebesar Rp.600.000 –Rp.1. 000.000,-
per-minggu, selama 3 bulan kami berjuang sama-sama, dan jarimatika kami mulai
diminati oleh berbagai macam kalangan, dan banyak anggota kami yang di tarik
untuk menjadi guru les di tempat kursus-kursus, ada juga yang mulai membuka les
privat, bahkan kami juga menambah mata pelajarn les bahasa inggris “ Mantap
Bukan ?“. dan pada suatu hari di bulan September, kami di telpon oleh direktur
sebuah instansi yang yang mengirim mahasiswa ke jepang, direktur ini bercerita
bahwa “ kendala mahasiswa di instansi tersebut adalah matematika, susah banget
untuk mengajar mereka berhitung dengan cepat, astaga bahkan ada yang tidak bisa
perkalian ? “ curhat direktur ini, kata ku kaget. “What “? Kata ku kaget hehehe… mahasiswa apa
itu pak ? Tanya ku, ternyata mahasiswa ini adalah anak anak piggiran yang
kurang mampu lah.
Singkat
cerita lah, direktur ini menawarkan kami untuk mengajar mahasiswa yang akan di
kirim ke jepang ini selama 3 bulan dan 12 X Pertemua, jadi di hitung hitung
kami di kontrak Rp.7.000.000,- “ Mantap” katakau dalam hati heheheh…namun
setelah kami mengajar selama 3 Bulan ini, kami tenut mengharapkan bayaran kami,
dan ternyata sampai seminggu belum juga di bayar, sebulan kemudian belum juga
di bayar, akhirnya kami menelpon pak direktur ini untuk menanyakan soal
pembayaran ini, waktu itu malam hari tempatnya dirumahku kurang lebih perbincangannya
seperti ini :
Kami
: “Hallo pak, Assalamualaikum, bener ini pak “bla-bla”.
Dir
: “ Wa’alaikum salam, ia bener ini aku, dengan siapa ? “
Kami
: “ oh ini, kami yang mengajar berhitung
cepat pak. Kami mau nanya, apa gaji kontrak yang 3 bulan lalu itu udah
di bayar ? “.
Dir
: “ Oh sudah mas, udah seminggu setelah selesai mengajar “
Waaww,
dahsyat. Kami terdiam dan tercengang-cengang, kok bisa ?, langsung aja kami
yang khususnya mengajar di les tersebut, berunding. Dan kami memutuskan besok
kita harus tanyakan ke pak Wakil Kepala sekolah, dan esok harinya kami bertemu
sama pak wakil kepala sekolah ini, kami mencoba untuk bertanya baik-baik
“pak kemarin kami menelpon pak direktur
itu, katanya gaji yang 7.000.000 itu udah di bayar ?”, dengan santainya bapak
ini menjawab oh iya, besok aku bagikan, kami tidak bisa menerimanya besok, kami
minta untuk dibagikan hari ini, dan bapak ini menolak, soalnya uang yang
7.000.000 ini dia gunakan sendiri, tanpa seizing kami, sebagai anggota yang
bekerja. Dari mulai hari itu, kami mulai membubarkan diri dari jarimatika ini,
bapak wakil kepala sekolah ini pernah berkata, yang akan selalu aku ingat
sepanjang hidup aku.
1. “
disini kita semua menghidupkan jarimatika, tapi bukan cari hidup dari jari
matika”, faktanya : dia yang mencari hidup dari jarimatika.
2. “ jarimatika ini Ibarat perahu dan penumpangnya
itu kita semua, jangan pernah membocorkan perahu ini, jika ada salah satu dari
kita yang membocorkan maka perahu ini akan tenggelam “ , faktanya : dia yang
membocorkan perahu ini.
Dari
pengalaman ini aku menyimpulkan bahwa dalam menjadi pengusaha kita harus jujur,
dan sabar serta saling menghargai, serta tidak menyerah jika menemukan
hambatan, semua ujian yang kami alami adalah cobaan agar kita semakin kuat dan
bangkit dari keterpurukan.
Setelah
lama kami meniggalkan jarimatika ini, kami mencoba usaha lain dari service
computer bahkan sampai menjejal menjual makanan, hehehe… coba-coba. Suatu hari
di unram dibuka pendaftaran untuk berwira usaha dengan modal yang diberikan
6.000.000 rupiah, waw… segera aja kami membuat proposal, namun yang membuat
proposal ini teman aku namanya zul, maklum dia berpengalaman dalam pembuatan
proposal, heheeee, manfaatin niyeee..
Pelajar mania |
Singkat
cerita proposal kami tembus dan seminggu kemudian uangnya cair dah, nah disini
nih menagemen keuangan dibutuhkan banget, kami pertama kali menetapkan apa saja
yang harus kami beli, pertama kami harus membeli grobak mi ayam, “ maklum di
proposal kami , kami ingin membuat warung mie ayam “, kemudian kami membeli mangkok,
dan berbagai macam yang dibutuhkan. Sampai uang yang 6.000.000 itu sisnya hanya
500.000,- wawawaw, kok habis begitu saja ?.
Hari senin, tanggal 28 Januari, kami belajar bikin
mie ayam sama yang ahlinya, pertama kali buat mie ayam kami gagal, rasanya gak
karuan lah, kami coba lagi yang kedua kalinya , wah mantap rasa mie ayam kami
mulai enaklah. Makanya pada tanggal 2 Februari kami buka jualan mie ayam
tampatnya di saying-akung, heheh. Pertama kali jualan sih deg-degan nih,
soalnya takut rasanya gak enak, dan orang orang gak suka. Waktu itu kami buka
jualan kebetulan lagi maulid nabi Muhammad , jadi rame. Orang orang banyak yang
mampir.
Petama
kali aku bikin mie ayam buat pelanggan aku deg-degan , dan mie-nya jatuh terus
gak bisa kerangkat, bahkan ada yang lupa aku kasih kecap dan saosnya, parah
banget dah… tapi seru , nikmatnya itu ketika kita dapat bayaran dari orang.
Setelah 1 bulan berjalan kami mulai menghitung pendapatan kami, dan ternyata
uang yang kami kumpulkan dari jualan mie ayam itu 1000.000 lebih lah . di bulan
ke dua ternyata pendapatan kami menurun menjadi 500.000,- wah, jauh banget
bukan, ini karena kami disibukkan oleh kuliah kami, dan buka jualan yang kadang
telat, juga banyak kendala seperti hujan, yak arena hujan tempat jualan kami
banjir, hehehe… sekarang aku gak tau jualan itu masih ada apa egak ?, soalnya
aku kan ke Seamolec buat belajar, hehehe… semoga aja mereka masih jualan.
Aminnn… :D
Baru
1 hari di Seamolec waktu itu ada outbound eh malah ada kegiatan entrepreneur,
kami disuruh menjual balpoin yang harganya 2.500, dengan harga
setinggi-tingginya, wawawa ini sangat tidak mungkin bagi aku. Kami di bagi
kelompok untuk jualan , kebetulan kelompok aku itu ada Reza dan Vidi. Muter
muter kami mencari orang yang ingin kami tawarkan dan akhirnya ada orang yang
di Fakultas III di UT, yang kami tawarkan, awanya kami ragu ragu, tapi kami
akhirnya menawarkan juga, dan Alhamdulillah dengan tutur kata yang sopan dan
teknik jualan yang kami diajarkan kami menjual balpoin seharga 2.500 nih,
dengan harga 50.000,- Mantap bukan, tapi cuman satu orang, L
Esok
harinya kami menawarkan balpoin ini juga ke pak “anoname”, nah bapak ini
cerewet dan banyak Tanya, bikin jengkel aja sih, tapi kami harus sabar,
berbagai macam cara kami jelaskan bapak ini tetap saja kurang jelas, namun di
penghujung akhirnya dia membeli juga nih balpoin + buku seharga 60.000, dan
cuman itu yang bisa kami jual di hari itu, tapi syukur dah yang penting
mantaaap…
Cuma
itu yang bisa aku bagikan, jika ada saran hubungi aja informasi profile aku di
halaman ini ya.
Begitulah
cerita jualan ku.
Nama : Ahmad Subki
Alamat
: Mataram, Nusa Tenggara Barat.
TTL
: 11 November 1992
Jurusan
: TKJ
Pernah
bersekolah di : SD 3 Midang / SMP 8
Mataram / SMA 5 Mataram / AMIKOM Mataram
Sign up here with your email
1 Jejak Kata:
Write Jejak Katadari jakarta kok sekolahnya mulai dari SD sampai perguruan tinggi di mataram aja,emang yg punya cerita ini aslinya dari mana ch????
ReplyPengunjung yang terhormat, untuk memperbaiki konten dan isi blog ini, kami mohon saran dan masukannya, jika ada yang kurang silahkan meninggalkan komentar di sini, Terimakasih atas kunjungan Anda. ConversionConversion EmoticonEmoticon